Bunga sakura yang berjatuhan,
menandai dimulainya tahun ajaran baru di Tengoku Gakkou.
Suasana semakin ramai dengan datangnya para
siswa dan siswi yang baru, ataupun yang
lama. Mereka berbondong-bondong berjalan menuju
papan pengunguman yang menunjukkan pembagian kelas.
Mereka berharap mendapatkan kelas yang
sama dengan teman-teman dekat mereka, dengan orang yang
mereka sukai, atau bahkan dengan orang yang
mereka idolakan.
AU, OC,
OOC (semoga nggak terlalu)
disclaimer
: SEVENTH HEAVEN adalah milik rejet
T+
Aku melangkahkan kaki menuju
halaman depan sekolahku sambil melihat pemandangan bunga sakura
yang bermekaran disana-sini. Yup,
ini adalah musim semi yang
merupkan tahun ajaran baru di sekolahku. Namaku
Tamaki Shinju, sekarang merupakan murid kelas 2 di Tengoku Gakuen.
Setelah sampai di gedung sekolah, aku segera mengganti alas
kaki ku dengan uwabaki, dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk
melihat papan pengumuman yang berada di dekat ruang loker. Di
depan papan pengumuman sudah banyak murid yang berdesakkan,
para murid
itu berebutan untuk melihat kira-kira di kelas mana mereka akan ditempatkan.
Aku terpaku sesaat setelah berhasil menerobos kerumunan
orang-orang tersebut. Tuhan~~ Entah ini berkah atau apa,
aku kembali satu kelas dengan Akira-kun. Nama
lengkapnya adalah Aouji Akira, dia anggota OSIS yang juga sekelas
denganku saat di kelas 1-1 dulu.Kami memang tidak dekat, bahkan mengobrol pun
seperlunya saja. Tapi Akira-kun itu kakkoiiiiii~!
Tatapan matanya yang terlihat seperti menusuk relung
jiwa itu... aku suka mata keemasanya yang tajam. Rambutnya yang nyentrik berwarna
biru langit juga keren, yah walaupun
di sekolah banyak sih murid lain yang rambutnya lebih nyentrik.
Selain wajahnya yang
keren, dia juga pintar dalam pelajaran,
walaupun memang agak strict dan dingin dengan
orang lain sih... daaan~
dia itu keponakan dari guru paling keren disini. Kanade-sensei!
Ngomong-ngomong soal Kanade-sensei,
dia adalah guru paling ngetop di sekolah kami. Kanade-sensei adalah guru
seni rupa kami. Fans nya banyak banget,
mulai dari kalangan murid, guru, bahkan orang diluar sekolahpun
banyak. Beliau
itu memelihara burung gagak dan sering dibiarkan
di taruh di kelas kesenian.
Walau dia pamannya Akira-kun, dia memiliki nama
keluarga yang berbeda dengan Akira. Nama lengkapnya Oguro Kanade, tinggalnya di
apartemen mewah, tepatnya di lantai 5, dan yang paling penting, dia masih single!
Daya tarik utamanya yang paling membuat aku tertarik, selain wajah kerennya
adalah, rambut hitamnya yang halus itu, nnggghh! Rasanya pingin pegang!
Ada kabar yang beredar kalau sebelum jadi guru, Kanade-sensei
itu adalah seorang Host nomor-1 di kota
ini... jadi tidak heran kenapa dia bisa sekeren itu dan ramah dengan
semua orang.
Membicarakan soal sensei, tidak hanya Kanade-sensei yang
kakkoi di sekolah ini. Ada Mint-sensei dan Yuri-sensei juga.
Mint-sensei itu guru Matematika, asalanya dari Inggris,
dan nama lengkapnya adalah Mint Brown. Dia guru paling killer di
sekolah ini. Walau dia killer, tetap saja banyak murid
yang menyukai dia. Bahkan beberapa murid perempuan sengaja
membuat kesalahan hanya untuk ditegur oleh guru dingin tersebut, dan yang suka
dimarahi olehnya hanya segelintir kecil tentunya. Aku juga rela jadi orang
bodoh sesaat kalau bisa dimarahin oleh Mint-sensei. Hehehehe...
Kalau Yuri-sensei, mengajar Kimia. Nama
lengkapnya Myou Yuri, dari marganya saja kita sudah bisa mengetahui bagimana
karakternya. Dia sering berkutat di laboratorium sekolah yang rasanya
sudah jadi hak milik dia sendiri. Kelas satu kemarin, aku belum diajar langsung oleh
Yuri-sensei. Dia mulai mengajar kelas 2 dan 3, jadi
sepertinya aku akan diajar Yuri-sensei sekarang.
Yang asik, Yuri-sensei itu katanya baik banget sama semua murid disini,
hanya memang dia agak aneh dan serem. Ada rumor, kalau Yuri-sensei itu mengubah kekasihnya Kanade-sensei
menjadi burung gagak
dengan ramuan buatannya. Well, Aku nggak percaya.
Karena itu, sepopuler apapun Yuri-sensei, tidak
ada murid yang mau jadi kelinci percobaannya.
Biasanya kalaupun ada yang volunteer, besoknya murid itu
sudah lupa ingatan, lupa kalau dia masuk ke lab
sehabis sekolah. Yah, aku tidak begitu mengerti sih kenapa,
yang pasti aku tidak berminat jadi kelinci percobaannya.
Sebenarnya isu tentang ke-‘aneh’-an Yuri-sensei
sudah menyebar luas dibalik kepopulerannya. OSIS
sudah menyebar berita ke semua murid disini supaya kita jangan mau jadi kelinci percobaanya
Yuri-sensei.
Ah, soal OSIS, ketua OSIS kami juga populer...
namanya Komura Itsuki, dia supel dengan semua orang,
walaupun kadang-kadang kelewat genit kalau
sudah sama cewek. Ada kabar kalau Itsuki-senpai merancang adiknya untuk masuk sekolah ini.
Kalau itu benar terjadi, berarti adiknya Itsuki-senpai
akan menjadi murid baru tahun ini, hehehehehe...
Semoga adiknya juga cocok jadi objek
kajian kami nanti... dan semoga saja adiknya laki-laki. Entah bagaimana
kalau adiknya Itsuki-senpai perempuan, jadi merasa kesenanganku
tiba-tiba hancur.
*cough*
Aneh ya aku tahu ini semua?
Sebenarnya tidak aneh juga kok,
karena aku ini wakil ketua dari Shinigami Fans
Club~! Klub ini baru terbentuk tahun lalu. Penghuninya,
para cewek yang nge-fans sama cowok-cowok keren
yang auranya sedikit ‘berbahaya’ di sekolah ini. Anggotanya
sudah lumayan banyak, walaupun ada beberapa yang hanya nyampah dan minta koleksi foto saja.
“Shinju-chan~!”
Baru saja dibicarakan orangnya, ternyata sudah
muncul. Dia adalah teman sekelasku saat kelas 1, Murasaki Tsurara.
Dia adalah salah satu orang yang hobinya nyampah minta koleksi foto
di klub, padahal dirinya bukan anggota klub.
“Kita berempat
satu kelas lho!” ujar Tsurara-chan dengan bahagia.
Ah?
Aku kembali melihat papan pengunguman.
Sepertinya mataku terlalu fokus dengan namaku sendiri dan nama
Akira-kun di kelas 2-3, sampai tidak
sadar kalau ada nama ketiga teman dekatku. Ternyata
benar, nama mereka juga tertera di daftar nama murid kelas 2-3.
Oh iya, Tsurara-chan punya osananajimi yang
populer. Namanya Akamatsu Shion, model
rambutnya lebih nyentrik daripada Akira-kun dan dia termasuk murid berandal disini.
Dia itu supplier hentai-nya murid cowok
di sekolah ini.
Sebenernya banyak siswi yang takut dan tidak suka
dengan sifat sukebe-nya Shion. Tapi... mata tidak bisa bohong.
Shion itu kakkoi... karenanya fansnya juga banyak, dan sebagian besar
fansnya takut ketahuan kalau mereka ngefans ke Shion, lebih tepatnya takut
‘diserang’. Apalagi Shion itu orangnya gampang kepedean.
Oh iya, sebagai info... Shinigami Fans Club itu bukan klub resmi sekolah.
Kita ini klub terselubung yang sangat tertutup, karena resikonya besar kalau kita ketahuan membuat klub
yang begini. Apalagi objek kajian kita itu mereka
yang memiliki aura bahaya-kalau-mereka-tau-kita-ngefans.
Membayangkan pihak sekolah mengetahui hal ini, aku tidak
tahu akan bagaimana kelanjutannya. Mungkin saja klub ini tidak hanya
dibubarkan, tapi juga mungkin aku dan ketua bisa saja dikeluarkan dari sekolah.
“Shin-chan? Kau masih ada disini kan?” Tsurara-chan
mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajahku.
“Eh... ahahaha. Maaf tadi kepikiran sesuatu...” Aku
membalasnya dengan tawa renyah.
“Memikirkan apa? Jangan-jangan kamu mikirin yang aneh-aneh yah? Nfufufufufufu.” Temanku mulai
mengeluarkan tawa nista khasnya.
Tsurara-chan adalah murid yang bisa dibilang
pintar di kelas. Bahkan mungkin peringkatnya hanya sedikit dibawah Akira-kun.
Bila melihat penampilan luarnya, tidak ada yang aneh pada gadis ini. Tampak
luarnya seperti gadis normal biasa dengan earphone yang selalu
menempel di telinganya, tetapi jangan terkecoh dengan penampilan normalnya.
Tsurara-chan ini memiliki fetish yang
sedikit aneh. Dia tertarik dengan segala hal yang berbau S&M relationship dan
menempatkan dirinya sebagai objek yang “di-sadisi” atau biasa kita kenal dengan
istilah do-M.
Saat main ke rumahnya, aku baru tahu mengenai hobi
terselubung-nya ini. Yah, tidak heran
kenapa dulu aku sering mendengar dia tertawa “misterius” saat kita membicarakan
gosip cowok-cowok yang bertampang sadis itu.
“E... enak saja! Memangnya hobiku sama sepertimu apa?” Aku
membela diri. “Ngomong-ngomong... kamu tahu kemana Ranze dan Nicchi? kenapa
mereka belum datang?” Aku melihat jam tanganku, sebentar lagi jam pelajaran
baru akan dimulai. Tidak mungkin sekali kan hari pertama masuk sudah terlambat.
“Aku tidak tahu... bagaimana kalu kita ke kelas duluan saja.
Mungkin saja mereka sudah sampai di kelas.” Tsurara-chan berjalan santai
dan meninggalkan ku dibelakang. Segera kukejar teman yang sudah dari dulu jadi
rekan sekelasku itu.
“Tsurara-chan! Shin-chan!!! Kochi
kochi~!!!” Suara ceria yang memanggil nama kami itu berasal dari bagian
pojok belakang kelas kami.
Tidak salah, itu adalah suaranya Yukimura Niwako atau biasa
dipanggil Nicchi, gadis berbadan mungil yang suaranya tidak seperti badannya.
Rupanya gadis itu sudah menyiapkan tempat duduk untuk kami
bertiga -bila Ranze kita masukan ke hitungan-. Eh ngomong-ngomong
kemana si Ranze?
Aku dan Tsurara-chan berjalan menuju tempat
duduk yang sudah disiapkan oleh Nicchi. Nicchi duduk di barisan paling pojok
dan nomor dua dari belakang, dia menyiapkan tiga bangku kosong. Satu yang tepat
disebelahnya, satu dibelakangnya dan satunya lagi tepat di belakang bangku
kosong yang ada di sebelahnya.
Saat berjalan menuju bangku tersebut aku melihat benda yang
sangat aku kenal di sebuah meja yang ada di barisan pojok depan, sepertinya itu
milik... Ah! Akira-kun!!! Ternyata Akira-kun benar-benar masuk ke
kelas ini. Aku meresakan wajahku memerah seketika.
Tsurara-chan sudah mengambil bangku yang berada di
belakang Nicchi. Aku berinisiatif untuk duduk di sebelah Nicchi agar bisa puas
menatap Akira-kun dari belakang. Yah,
cukup dengan begini aku sudah senang sekali. >///<
“Akira-kun sekelas
dengan kita loh Shin-chan~~”
ucap Nicchi dengan riangnya. “ Pasti kamu senang bisa sekelas lagi dengan BIAS
mu.” Dia bicara tanpa berbisik, aku bersyukur tidak ada yang memperhatikan
kami dan juga Akira-kun sedang tidak
ada di kelas.
“Hahaha... enak saja!” Aku tertawa garing sambil menahan
malu. “Ngomong-ngomong terimakasih ya sudah menempatkan tempat ini untuk kami.
Tempatnya sangat strategis.”
“Iya, sama-sama Shin-chan~ Ah, walau kamu lebih bisa
melihat dengan leluasa, aku tidak akan memberikan Aki-kun kepadamu
begitu saja.” Ucapnya dengan PeDe.
Nicchi adalah ketua Fans Club kami. Dibalik wajahnya
yang ramah dan tubuhnya yang chibi itu, jangan pernah remehkan Nicchi.
Dia adalah ultimate stalker dan juga Yandere sejati. Tidak
ada yang berani melawan dia kalau “evil-mode” nya sudah aktif.
“Hehe... nfufufufufu” Terdengar suara tertawa
yang nista berasal dari belakang tubuh Nicchi.
Ternyata dibelakang Nicchi, Tsurara-chan sudah berada
di dunianya sendiri. Sepertinya dia sedang mendengarkan drama
CD R-18 yang dia simpan di handphonenya. Tidak ada yang
mengetahui kebiasaannya ini kecuali kami bertiga. Aku, Nicchi dan Ranze.
Ngomong-ngomong lagi, kemana Ranze?!!
TENG TENG TENG
Bel tanda pelajaran dimulai sudah berbunyi. Pintu kelas
terbuka, menampakkan murid sekelas kami yang berbondong-bondong memasuki
kelas. Aku memperhatikan wajah teman-teman sekelasku, mengingat satu persatu
wajah mereka. Ada beberapa yang aku kenal karena merupakan teman satu klub,
tetapi ada juga anak yang aku baru lihat pertama kalinya pada saat itu.
Tapi diantara itu semua hanya satu orang yang aku cari,
yaitu Akira-kun! Demi tuhan, kenapa dia tidak bersama rombongan
anak-anak yang kurang penting itu sih?!! Ahh, aku rindu Akira-kun!
Kau dimana Akira-kun?!
Anak-anak sudah duduk dengan rapihnya. Setelah itu pintu
kelas kami kebali terbuka, menampakkan sesosok lelaki tegap dengan rambut
panjang kecoklatan yang diikat. Sekejap murid laki-laki di kelas kami langsung
diam di tempat, ekspresi berbeda ditampakkan oleh murid wanita. Mereka
terbengong dengan wajah tidak percaya. Orang yang ada di hadapan kami semua itu
adalah Mint-sensei! Dan kau tahu kan
guru yang pertama kali memasuki kelasmu saat tahun ajaran dimulai itu adalah
siapa? Yup, sepertinya beliau akan
menjadi wali kelas kami.
WHAAAAT?!!!
Tahun ini dewa keberuntungan sedang berpihak pada wanita di kelas kami
sepertinya.
“Pagi.” Astaga suaranya enak sekali didengar, sepertinya
semua murid wanita berpikiran sama denganku. “Saya disini akan
menjadi wali kelas 2-3. Nama saya Mint Brown. Saya juga adalah
guru matematika kalian.”
Aku yakin para siswi di kela inis sudah blushing
berjamaah, pasti hati mereka udah meraung-raung minta teriak tapi tidak bisa
karena aura Mint-sensei yang menakutkan. Aku nyengir sendiri, sepertinya
bahan untuk kajian kami akan semakin banyak.
Aku melirik ke Nicchi dan mendapati dia tersenyum dengan
manisnya, sepertinya di otaknya dia sudah merancang segala jenis kegiatan yang
akan kami lakukan. Setelah itu aku melirik kebelakangnya Nicchi, Tsurara-chan
sudah melepas earphone di telinganya dan perhatiannya sudah tertuju pada
sosok guru keren kami itu, tidak lupa disertai dengan senyuman mistiknya.
sraag
Kali ini pintu kembali terbuka. Menampakan sesosok laki-laki
dengan rambut biru langit yang indah. Oh tidak, itu Akira-kun! Aku yakin
sekarang murid cewek sekelas sedang melakukan internal fangirl
screaming dan wajah mereka udah tidak bisa terkontrol lagi. Oh Kami-sama,
terimakasih atas berkah yang kau berikan pada semester ini. Aku tidak akan
melupakan jasa baikmu ini :’3
“Maafkan keterlambatan saya sensei, saya ditugaskan OSIS untuk
membimbing murid baru.” Akira-kun minta maaf dengan gentle.
Aww... Akira-kun kau memang favoritku diantara cowok-cowok paling
keren!!
Sementara itu, Mint-sensei hanya memberikan anggukan.
“Duduk. Pastikan selanjutnya OSIS tidak memakai jatah waktu belajarmu.”
“Baik, terimakasih Sensei.” Akira-kun berjalan
memasuki kelas. Aku terus memperhatikan gerak geriknya, hingga tidak sengaja
mata kami bertemu. Aku langsung memalingkan wajahku, aku tidak ingin
menunjukkan wajah blushing-ku kepadanya.
“Baik, kuharap tidak ada lagi anak yang masuk ke kelas ini.”
Semua anak kembali tenang. Mereka tahu jelas yang dimaksud Mint-sensei adalah
tidak boleh lagi ada anak terlambat yang memaksa masuk ke kelas. “Kita akan
melakukan pemilihan pengurus kelas, adakah yang ingin mencalonkan diri menjadi
ketua kelas?”
BRAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!
Pintu terbuka. Semua hening. Memangnya kita masih memiliki
satu orang lagi yang belum datang ya?
“SENSEI!! MAAF SAYA TERLAMBAT!!!”
Astaga. Itu Ranze! Kenapa dia datang di saat yang
paling tidak tepat begini sih?! Tuh... kan... ekspresinya
Mint-sensei langsung serem, seperti siap membunuh orang.
Ranze melirik ke sekeliling kelas, saat matanya menangkap
mataku, aku langsung memberikan bahasa isyarat supaya dia meminta maaf lagi.
Untungnya dia sepertinya mengerti, dia langsung membungkuk lagi dan minta maaf
dengan suara yang lebih besar lagi.
Eh?
“GOMENASAI! SAYA TIDAK AKAN MENGULANGI LAGI!”
Aku agak shock dengan suara Ranze yang
menggelegar itu. Mint-sensei melototnya semakin parah. Uh,
Ranze... semoga kau selamat.
“Kamu dengan cara yang sangat amat tidak sopan, memotong
SAYA di kelas, dan meminta maaf dengan cara yang juga sangat amat tidak sopan.
Bahkan kamu masuk begitu saja tanpa memperkenalkan diri.” Mint-sensei berjalan ke arah Ranze yang masih
menunduk.
“K...KIHORAZU RANZE DESU!”
Di aura yang menegangkan ini, aku menengok ke arah Nicchi
yang sepertinya dari tadi tidak tenang, dan... EH?! Dia sudah mengeluarkan
kamera digital andalannya dan menjepret Mint-sensei dengan asiknya?!
“Kamu tahu? Saya baru saja mengungumkan pada kelas ini bahwa
saya tidak akan mengizinkan siapapun masuk kelas ini lagi.”
“Karenanya...” Ranze mendongak sedikit, tapi kemudian
membungkuk lagi... “Saya minta maaf sensei! Saya janji tidak akan
mengulangi kesalahan yang sama!”
Mint-sensei terlihat siap untuk mengomel lebih banyak
dan sadis lagi.
SRAAAG
Tiba-tiba pintu terbuka lagi... dan... YA TUHAN! BERKAH APA
LAGI INI!? KANADE-SENSEI ADA DI DEPAN PINTU KELAS!!!
Sepertinya semua murid perempuan disini terkejut, terdengar
beberapa benda terjatuh ke lantai, disusul dengan teriakan-teriakan kecil yang
tertahan. Disampingku, Tsurara-chan sudah menendang-nendang kursi Nicchi
dengan ekspresi yang nggak nyante, Nicchi malah makin asik menjepret ‘pemandangan’ di depan kelas. Uh,
aku bahkan tidak sadar kenapa buku yang tadi kupegang sudah kuremas seperti
ini?
“Ada apa ini Mint? Tadi aku mendengar sedikit ribut-ribut
dari kelasmu?” Kanade-sensei masuk dengan santai.
Ranze yang sadar, langsung sedikit melompat dan menyingkir
dari tengah. Kanade-sensei tersenyum ke arah Ranze, dan wajah Ranze yang
sudah blushing saat itu seakan-akan mengatakan:
aku-rela-mati-sekarang.
“Murid ini.” Mint-sensei melempar glare ke
arah Ranze, kemudian kembali menatap Kanade-sensei. “Terlambat masuk
kelas, lalu memotong kegiatan dengan cara yang sangat tidak sopan.”
“Hee~” Kanade-sensei kembali melihat Ranze
yang sepertinya sudah berubah menjadi prasasti. Lalu dia mendekati Mint-sensei
dan merangkulnya akrab. “Sudahlah, kan
masih hari pertama... nggak apa-apa lah... sekali ini...”
Mint-sensei masih memasang ekspresi galaknya, dan
malah memelototi Kanade-sensei yang masih saja senyum dengan gemesnya...
uuuuu...
“Nee?” Kanade-sensei masih membujuk Mint-sensei dengan
senyumnya yang sanggup membuat seluruh murid wanita di sekolah ini nosebleed kehabisan
darah.
Mint-sensei menghembuskan nafas dengan agak kesal,
dan melepaskan diri dari rangkulan Kanade-sensei. “Hanya untuk hari
ini.” Mint-sensei kembali menghadap Ranze. “Kihorazu Ranze, duduk dan
jangan sampai kejadian ini terulang lagi.”
“Eh? Ah! Baik! Arigatou, sensei!” Ranze
menunduk lagi, kemudian langsung melesat ke arah kami dan duduk dibelakangku.
“Kamu sengaja ya?” Mendengar suara Tsurara-chan, aku menengok
kebelakang dan melihat tatapan curiga darinya ke arah Ranze.
“Hah? Sengaja apa?” Ranze masih berusaha menenangkan dirinya
yang hampir pingsan didepan kelas. Sepertinya aku mengerti maksud Tsurara-chan.
“Sengaja telat supaya kena marah Mint-sensei kan?”
Tsurara-chan terlihat semakin bete.
“Nggak kok! Beneran telat tadi!”
“KIHORAZU RANZE, jangan bertindak seenaknya karena saya
memperbolehkan kamu masuk.” Suara Mint-sensei menggelegar dari depan
kelas, mambuatku dengan sigap kembali duduk manis.
“Gomen” Ujar Ranze pelan, yang pastinya suaranya tidak
akan sampai ke telinga Mint-sensei.
Ah, sepertinya tanpa aku sadari, Kanade-sensei sudah keluar
kelas. Mendadak kelas menjadi hening lagi... NOO! Kanade-senseei!
Kenapa kamu harus pergi begitu cepaaat!?
“Baik, kita lanjutkan lagi. Apa ada yang mau mencalonkan
diri untuk menjadi ketua kelas?” Mint-sensei sudah terlihat lebih
tenang.
Kelas begitu hening, tiba-tiba ada suara dari sebelah
kananku, suara seorang perempuan.
“Aouji-san, sensei!”
Eh? Siapa itu tadi? Akira-kun juga sepertinya
terkejut, dia langsung mencari sumber suara tadi.
“Iya! Aouji saja sensei!” Kali ini suara seorang
laki-laki.
Eh? Apa ini? Semacam konspirasi mendadak?
“Siapa disini yang bernama Aouji?” dia berbicara sambil
mengecek daftar absen kelas kami.
“Saya Sensei!”Akira-kun bangkit dari kursinya.
Sepertinya wajahnya terlihat sedikit bete.
“Baiklah Aouji, silahkan duduk kembali.” Ucap Mint-sensei
dengan coolnya. “Berikan saya
alasan kenapa Aouji-san cocok untuk menjadi ketua kelas.” Ujar Mint-sensei
tegas.
Aku mendengar bisikan kecil dari sebelah kananku lagi.
“Tunjuk Aouji-san saja, biar kita nggak kena amukan
Brown-sensei...” Bisik seorang murid laki-laki pada temannya, bisikannya
terdengar cukup keras. Jadi mereka akan
menumbalkan Akira-kun? Jahat!
“Ya, nona yang ada di belakang! Kamu punya alasan yang
tepat?” Mint-sensei melayangkan pandangannya ke arah belakang. Ya
ampun Tsurara-chan, kamu nekat juga ya... apa kamu cuma mau
ikutan dapet glare dari Mint-sensei?
“Iya sensei!”
Tsurara-chan berdiri dari kursinya, semua mata sekarang mengarah
padanya, termasuk Akira-kun yang ekspresinya seperti panik nggak nyante.
Tapi aku memanfaatkan momen ini untuk mencuri pandang ke
Akira-kun... uuuuh... ekspresi paniknya gemesin bangeeeet...
“Aouji-san itu anggota OSIS, dia pintar, juga patuh
dengan aturan... jadi dijamin kelas kita tidak
akan keteteran kalau dia yang mengurus!” Tsurara-chan menjawab
dengan santai, tapi senyumnya terlihat beda. Aku yakin di otaknya dia lagi
meikirkan hal lain.
“Baik alasanmu diterima, siapa namamu?”
“Murasaki Tsurara to moushimasu!!”
“Yah, silahkan duduk kembali.” Kemudian Mint-sensei langsung
menatap Akira-kun. “Aouji, kamu bersedia menjadi ketua kelas?”
Akira-kun terdiam,
sepertinya dia akan menyimpan dendam pada Tsurara-chan. Eh... atau
memang itu tujuan Tsurara-chan?
“Baik sensei, saya akan berusaha” Jawab Akira-kun pasrah.
Ah, sial... harusnya aku bisa mencalonkan orang lain
tadi,sekarang Akira-kun menjadi tumbal anak-anak sekelas.
Kemudian, kegiatan kelas dilanjutkan dengan pemilihan
sekertaris, bendahara, seksi piket, dan hal-hal tidak penting lainnya. Setelah
itu, Mint-sensei memberikan ceramah singkat yang menurutku tidak
penting. Ceramah itu berakhir dengan dibunyikannya bel pulang.
Yeah! Bel pulang! Hari pertama sekolah memang dahsyat!
Sekolah tidak memakan waktu sebanyak biasanya!
Setelah Mint-sensei keluar kelas, aku melihat Akira-kun
langsung keluar kelas, sepertinya dia akan langsung mengurus penerimaan
murid baru. Kemudian aku langsung menoleh pada ketiga temanku.
“Ayo kita turun! Harus scanning murid baru
nih!” Ujarku semangat, Nicchi sudah membereskan bawaannya. Uwa, cepat
sekali... aku juga harus segera membereskan bukuku.
“Ah iya! Sekalian kita mengecek adiknya kaichou!
Kira-kira cewek atau cowok ya?” Tsurara-chan bertanya
sambil kembali memasang earphone di telinganya.
“Cowok kok...” Ujar Nicchi tersenyum sambil mengecek
kamera digitalnya yang tadi entah disembunyikan dimana.
Kita tidak heran dari mana dia tahu hal itu, karena dia
memang paling update soal yang begini. Tidak heran, dia kan ultimate
stalker.
Sekarang kami sudah berada di pinggir lapangan untuk
mengamati jalannya MOS. Nicchi menunjuk seorang murid di antara sekumpulan
murid baru lainnya, itu adalah adiknya Itsuki-senpai. Rambutnya putih
terang, dia juga memakai beberapa jepitan di rambutnya dan pierching di
telinganya. Hnn... dia kawaii... tapi sebagai murid baru, dia nekat juga
sudah menggunakan pierching begitu.
“Namanya Hinata, tipe yang kawaii yah~” Nicchi
langsung mulai menjepret. “Cih, kaichou sedang tidak ada
disini...” sempat-sempatnya dia mengumpat sambil menjepret.
Eh? Itu Akira-kun menghampiri Hinata... dan langsung
memarahinya? Wow, Akira-kun... aku salut dengan keberanianmu memarahi
adik seorang ketua OSIS. Tapi kenapa wajah Hinata terlihat... senang?
Ah, sekarang semua orang, mulai dari murid baru sampai
anggota OSIS lain melihat ke arah Akira-kun dan Hinata. Sepertinya
Akira-kun sadar kalau dia menjadi tontonan, dia langsung meninggalkan
Hinata dan... EH!? AKIRA-KUN BERJALAN KE ARAH KAMI!
“Sial” Nicchi dengan sigap menyembunyikan kameranya,
Tsurara-chan dan Ranze masih asik menatap Akira-kun. Aku
juga sih... hehehe...
“Apa yang kalian lihat? Kalian menghalangi jalan...” Akira-kun tiba-tiba bertanya seperti itu kepada kami. Kenapa kami
memilih stalking di dekat pintu begini sih?
Aku memberanikan diri untuk menjawab. “A... ano... Aouji-san, kamu sadar kalau tadi kamu baru
memarahi adiknya kaichou?”
Akira-kun diam dan menoleh kembali ke arah Hinata
yang tersenyum ke arahnya. Mendadak wajahnya jadi lebih pucat.
“Sial. Kenapa tidak ada yang memberitahuku?!” Akira-kun langsung
berjalan meninggalkan kami dengan terburu-buru.
Huwa, semoga
Akira-kun tidak kena marah Itsuki-senpai. Sepertinya Akira-kun
hari ini sial banget nasibnya.
“Nicchi! Aku mau lihat foto yang tadi kamu ambil di kelas!”
Tsurara-chan nemplokin Nicchi dari belakang.
“Eh? Tadi kamu sempat mengambil fotonya Kanade-sensei?
Ada yang Kanade-sensei sama aku tidak
fotonya?” Ranze ikut mendekati Nicchi yang sedang meriksa hasil jepretannya.
“Ngomong-ngomong kejadian di kelas tadi... aku berharap saat
itu aku yang ada di depan kelas. Kau berntung sekali Ranpyon. Kalau telat bisa
dilindungi Kanade-sensei, aku juga mau telat setiap saat.” Ucap
Nicchi, nadanya sedikit menyindir.
“Sudah kubilang kan
tadi, Ranze ini pasti sengaja untuk dateng telat.” Tsurara-chan
ikut menambahkan. Sepertinya dua teman dekatku ini ingin sekali ada di
posisi-nya si tukang telat.
“Eh? Aku juga tidak tahu akan terjadi hal seperti itu.”
Ranze membalas dengan wajah yang terlihat ngeblank. Sepertinya dia
memang jujur kali ini.
“Lalu kalau memang tidak tahu akan ada kejadian seperti itu
dan benar-benar telat, kenapa kamu bisa tahu letak kelas
kamu? Kamu pasti sengaja kan, setelah melihat papan pengumuman dan tahu
kalau guru wali kita Mint-sensei yang suka marah, kamu langsung sembunyi
di suatu tempat sampai bel masuk berbunyi? Dan kamu tahu kalau Kanade-sensei
akan melewati kelas kita beberapa menit setelah kamu masuk kelas?” Tsurara-chan
menjabarkan pikirannya, dan aku kira ini tidak masuk akal. Mungkin ini
baru ‘masuk akal’ bagi Tsurara-chan.
“Tsurara-chan, aku bukan do-M seperti kamu
kok” Ranze menepukan tangannya ke pundak Tsurara-chan. “Tadi Shin-chan
mengirim mail ke aku memberi tahu kalau kita satu kelas. Lalu soal
Mint-sensei, aku tidak minat dimarahi dia kok. Lagipula, siapa yang
tertarik dimarahi mahluk cerewet seperti dia?”
“Murid yang tidak berkepentingan dilarang berkeliaran
di sekolah setelah tidak ada kegiatan pembelajaran.”
Suara itu berasal dari belakang kami. Aku menoleh
sedikit kearah belakang dan mendapati sesosok mahkluk kehijauan. Astaga, itu
Yuri-sensei!!!
“GOMENASAI SENSEI!!!” Kami berempat sontak kaget
dan menunduk secara bersamaan.
“Sudah-sudah tidak usah seperti itu.” Yuri-sensei tersenyum
kepada kami dengan ramah. “Lebih baik kalian pulang sekarang,
saya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada kalian. Fufu...”
“BAIK SENSEI!” Ucap kami berbarengan. Aku dan Ranze
bergidik mendengar suara tertawanya Yuri-sensei.
Reaksi berbeda aku dapatkan dari Tsurara-chan dan
Nicchi, dimana saat itu Nicchi sepertinya telah memotret Yuri-sensei secara
diam-diam dengan hidden camera yang dia taruh di gantungan
kunci berbentuk boneka di tasnya, sedangkan Tsurara-chan tersenyum
dengan nistanya. Mungkin dia senang melihat megane sensei favoritnya
ini.
“Dan untuk kamu, megane...” Aku kaget, Ranze
juga kaget. Karena megane disini adalah kami ber-dua. “Soal omonganmu
yang membahas Mint itu, lain kali-berhati-hatilah. Kalau Mint mendengar hal
ini, bisa berbahaya... Karena bisa terjadi ledakan bom atom
sedashyat bom Hiroshima, fufufufu...”
“Ba... baik sensei.” Ranze hanya tertunduk,
sepertinya lebih menakutkan mendengar suara tertawanya Yuri-sensei daripada
omelannya Mint-sensei yang bagaikan bom atom -menurut Yuri-sensei-.
Oh iya, Yuri-sensei dan Mint-sensei adalah teman yang sangat dekat, ada yang bilang, mereka
sudah berteman sejak SMP, dan juga mereka dibesarkan di lingkungan yang sama.
Bahkan sekarang ini apartemen mereka bersebelahan. Yang aku heran, kenapa
kepribadian dua-sahabat-sejak-kecil ini berbeda sekali yah?
“Kalau begitu, kalian segeralah pulang.” Ujar Yuri-sensei
tersenyum ramah sambil membetulkan letak kacamatanya.
“Baik sensei!” Ujar kami beriringan lagi.
Akhirnya Yuri-sensei berjalan meninggalkan kami... fyuh...
rasanya lebih lega...
“Megane... jas lab... fuhihihihihi...”
Ya ampun, sepertinya Tsurara-chan terkena sindrom megane-fetishnya
lagi.
Eh? Ada yang berlari ke arah kami... Itu seperti Shion, dia
berlari ke arah... Tsurara-chan?
“Saya persembahkan~ Drama CD R-18 dengan karaker do-S~!”
Dengan sigap, dia melepas colokan earphone Tsurara-chan yang
tidak sadar akan kedatangan makhluk nyentrik itu.
clek
“This is... your punishment, after all... haack... ahh...
hahh...”
“HWAAAAAA!!!!!” Teriak Tsurara-chan panik berusaha
mematikan Drama CD-nya yang masih ter-loudspeaker dengan volume besar di
handphone-nya.
“WUAHAHAHAHAHA!!”
Shion tertawa terbahak-bahak melihat kepanikan Tsurara-chan,
kami juga ikut tertawa bersamanya. Ya ampun Tsurara-chan, kamu ini...
bener-bener kapanpun dimanapun ya?
Ahahahaha...hah...?
Ya tuhan, sepertinya Yuri-sensei mendengarnya... dia
melihat ke arah Tsurara-chan dengan pandangan mata dan senyuman yang...
mengerikan...
“SHION-KUN!” Teriak Tsurara-chan setelah
berhasil mematikan Drama CD-nya. “AHO!” Dia langsung menginjak kaki
Shion dengan keras.
“ITTAI! BAKA!” Jerit Shion langsung menarik
kakinya.
“puh... hahahahaha! Good job! Akamatsu-san!”
Nicchi mengacungkan jempolnya sambil tertawa puas.
Shion tertawa garing sambil bersiap menghindari serangan
lanjutan dari Tsurara-chan yang langsung melayangkan tinjunya pada
Shion, dan dengan mudah lengannya ditangkap kemudian dipelintir.
“Ittaittaittai!” Tsurara menepuk-nepuk tangan Shion
yang memelintir lengannya.
“Ei, kalian habis dimarahin Myou-sensei ya?” Tanya
Shion dengan senyuman nakal khasnya. Dia masih memelintir tangan Tsurara-chan,
yang sudah tidak berkutik.
“Nggak sih, ditegur saja...” jawab Ranze.
Nicchi mengangguk. “Tidak ada yang mencurigakan... kita kan
murid baik-baik...” Ujarnya sambil tersenyum manis dan menjepret Shion
dengan kamera tersembunyinya, dasar...
“Kecuali nih orang satu...” Shion melirik Tsurara-chan
yang sudah diam membatu. “Hahahahaha... jaa naa~!” Dia melepaskan
tangan Tsurara-chan dan pergi
meninggalkan kami.
Apa Yuri-sensei masih memperhatikan kita? Hn?
Sepertinya dia sudah pergi... tapi, senyumannya tadi... seram... semoga
Tsurara-chan selamat sampai dirumah.
“Tsurara-chan, dai...jobu?” Aku
bertanya dengan agak ragu, mengingat dia seorang do-M.
Tsurara-chan ajaibnya sudah terlihat normal dan
kembali memasang earphonenya pada handphonenya. “Besok flashdisk
dia aku kasih ke ibunya baru tau rasa...” Ujarnya sambil... memutar Drama
CD lagi sepertinya... ck ck ck, dia nggak kapok yah.
“Kalau begitu, pulang saja yuk?” Ujar Ranze pada kami. “Ah, aku mau mencoba waffle di toko baru dekat MgRolands, mau
tidak?”
“Mau! Mau!” Jawab Tsurara-chan semangat.
“Aku juga!” Jawabku.
“Shin-chan... kita harus kumpul klub sekarang! Banyak
yang harus dibicarakan!” Ujar Nicchi padaku agak kesal.
“Kalau begitu, kita balik ya...” Ujar Ranze padaku dan
Nicchi.
“Yo...”
Akhirnya kami pisah jalan. Saat aku dan Nicchi berjalan
menuju tempat dimana klub kami biasa berkumpul, kami secara tidak sengaja
mendengar suara Itsuki-senpai dari dalam ruang OSIS.
Kami memutuskan untuk melihat ada insiden apa, kami
mengintip dan melihat Itsuki-senpai sedang menegur Akira-kun. Ah,
sepertinya itu gara-gara insiden di lapangan tadi.
“Seharusnya kamu sudah bisa melihat dari wajah kami yang
mirip!” Ujar kaichou dengan nada agak tinggi. “Dia itu masih baru disini,
jangan terlalu galak padanya!”
“Maaf, kaichou... tidak akan saya ulangi lagi.” Akira-kun
menunduk dengan dalam. Ah, rasanya aku ingin sekali menolongnya.
“Bagaimana kalau dia tidak mau datang lagi ke sekolah?”
Itsuki-senpai menggaruk kepalanya dengan wajah agak kesal.
“Fufufufu...” Nicchi malah tertawa kecil sambil menjepret
dengan kamera-nya.
“Nicchi... bayaha...” Ujarku sambil celingukan, takut
ada yang melihat.
“Jangan pernah memarahi adikku seperti itu lagi, paham?”
Ujar Itsuki-senpai yang sepertinya sudah lebih tenang.
“Saya mengerti.”
“Kau boleh berdiri lalu-”
UWA! Itsuki-senpai melihat ke arah kami! Kamipun
refleks melarikan diri tanpa berteriak, kami sudah sering melakukan hal ini.
Jadi skill lari tanpa terdeteksi kami ini sudah sangat ter-asah sejak
tahun ajaran yang lalu.
Akhirnya, aku dan Nicchi berkumpul dengan anggota klub. Uwah,
aku tidak menyangka hari pertama di tahun ajaran baru ini sudah begitu banyak
suguhan indah dari kami-sama. Semoga... takdir baik akan berpihak padaku
dan Akira-kun nanti...
-To
be continued-
A/N
Well, chapter 1 is done~
Gimana minna? memuaskan kah? atau mungkin ga seru? maaf
kalau fic collab ini banyak typo disana sini dan kesalahan lainnya. Maapin kami
yang masih newbie ini. Masukan kalian semua sangat mambantu kami mengembangkan
fic ini. Well, di tiap chapternya sudut pandang bakal berbeda tergantung kisah
siapa yang akan dibahas, buat yang nungguin para cowok-cowok kakkoi ini
"dikorek" lebih dalam tungguin aja chapter-chapter selanjutnya. Soal
OC kami, tenang aja di epi selanjutnya mereka bakal jadi chara
"pelengkap" dan cerita bakal lebih fokus ke shinigami yang ganteng
ganteng ini . XD
Tidak ada komentar:
Posting Komentar