Jangan ragu untuk meninggalkan komentar...
Karena saran, masukan, dan berbagai celotehan kalian, sangat berarti untuk kami...

Sabtu, 12 Oktober 2013

Chapter 01 -Edited ver.-



Bunga sakura yang berjatuhan, menandai dimulainya tahun ajaran baru di Tengoku Gakkou. Suasana semakin ramai dengan datangnya para siswa dan siswi yang baru, ataupun yang lama. Mereka berbondong-bondong berjalan menuju papan pengunguman yang menunjukkan pembagian kelas.

Mereka berharap mendapatkan kelas yang sama dengan teman-teman dekat mereka, dengan orang yang mereka sukai, atau bahkan dengan orang yang mereka idolakan.



 AU, OC, OOC (semoga nggak terlalu)
disclaimer : SEVENTH HEAVEN adalah milik rejet
T+



Aku melangkahkan kaki menuju  halaman depan sekolahku sambil melihat pemandangan bunga sakura yang bermekaran disana-sini. Yup, ini adalah musim semi yang merupkan tahun ajaran baru di sekolahku. Namaku Tamaki Shinju, sekarang merupakan murid kelas 2 di Tengoku Gakuen.

Setelah sampai di gedung sekolah, aku segera mengganti alas kaki ku dengan uwabaki, dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk melihat papan pengumuman yang berada di dekat ruang loker. Di depan papan pengumuman sudah banyak murid yang berdesakkan, para murid itu berebutan untuk melihat kira-kira di kelas mana mereka akan ditempatkan.

Aku terpaku sesaat setelah berhasil menerobos kerumunan orang-orang tersebut. Tuhan~~ Entah ini berkah atau apa, aku kembali satu kelas dengan Akira-kun. Nama lengkapnya adalah Aouji Akira, dia anggota OSIS yang juga sekelas denganku saat di kelas 1-1 dulu.Kami memang tidak dekat, bahkan mengobrol pun seperlunya saja. Tapi Akira-kun itu kakkoiiiiii~! Tatapan matanya yang terlihat seperti menusuk relung jiwa itu... aku suka mata keemasanya yang tajam. Rambutnya yang nyentrik berwarna biru langit juga keren, yah walaupun di sekolah banyak sih murid lain yang rambutnya lebih nyentrik. Selain wajahnya yang keren, dia juga pintar dalam pelajaran, walaupun memang agak strict dan dingin dengan orang lain sih... daaan~ dia itu keponakan dari guru paling keren disini. Kanade-sensei!

Ngomong-ngomong soal Kanade-sensei, dia adalah guru paling ngetop di sekolah kami. Kanade-sensei adalah guru seni rupa kami. Fans nya banyak banget, mulai dari kalangan murid, guru, bahkan orang diluar sekolahpun banyak. Beliau itu memelihara burung gagak dan sering dibiarkan di taruh di kelas kesenian.

Walau dia pamannya Akira-kun, dia memiliki nama keluarga yang berbeda dengan Akira. Nama lengkapnya Oguro Kanade, tinggalnya di apartemen mewah, tepatnya di lantai 5, dan yang paling penting, dia masih single! Daya tarik utamanya yang paling membuat aku tertarik, selain wajah kerennya adalah, rambut hitamnya yang halus itu, nnggghh!  Rasanya pingin pegang!

Ada kabar yang beredar kalau sebelum jadi guru, Kanade-sensei itu adalah seorang Host nomor-1 di kota ini... jadi tidak heran kenapa dia bisa sekeren itu dan ramah dengan semua orang.

Membicarakan soal sensei, tidak hanya Kanade-sensei yang kakkoi di sekolah ini. Ada Mint-sensei dan Yuri-sensei juga. Mint-sensei itu guru Matematika, asalanya dari Inggris, dan nama lengkapnya adalah Mint Brown. Dia guru paling killer di sekolah ini. Walau dia killer, tetap saja banyak murid yang menyukai dia. Bahkan beberapa murid perempuan sengaja membuat kesalahan hanya untuk ditegur oleh guru dingin tersebut, dan yang suka dimarahi olehnya hanya segelintir kecil tentunya. Aku juga rela jadi orang bodoh sesaat kalau bisa dimarahin oleh Mint-sensei. Hehehehe...

Kalau Yuri-sensei, mengajar Kimia. Nama lengkapnya Myou Yuri, dari marganya saja kita sudah bisa mengetahui bagimana karakternya. Dia sering berkutat di laboratorium sekolah yang rasanya sudah jadi hak milik dia sendiri. Kelas satu kemarin, aku belum diajar langsung oleh Yuri-sensei. Dia mulai mengajar kelas 2 dan 3, jadi sepertinya aku akan diajar Yuri-sensei sekarang.

Yang asik, Yuri-sensei itu katanya baik banget sama semua murid disini, hanya memang dia agak aneh dan serem. Ada rumor, kalau Yuri-sensei itu mengubah kekasihnya Kanade-sensei menjadi burung gagak dengan ramuan buatannya. Well, Aku nggak percaya.

Karena itu, sepopuler apapun Yuri-sensei, tidak ada murid yang mau jadi kelinci percobaannya. Biasanya kalaupun ada yang volunteer, besoknya murid itu sudah lupa ingatan, lupa kalau dia masuk ke lab sehabis sekolah. Yah, aku tidak begitu mengerti sih kenapa, yang pasti aku tidak berminat jadi kelinci percobaannya.

Sebenarnya isu tentang ke-‘aneh’-an Yuri-sensei sudah menyebar luas dibalik kepopulerannya. OSIS sudah menyebar berita ke semua murid disini supaya kita jangan mau jadi kelinci percobaanya Yuri-sensei.

Ah, soal OSIS, ketua OSIS kami juga populer... namanya Komura Itsuki, dia supel dengan semua orang, walaupun kadang-kadang kelewat genit kalau sudah sama cewek. Ada kabar kalau Itsuki-senpai merancang adiknya untuk masuk sekolah ini. Kalau  itu benar terjadi, berarti adiknya Itsuki-senpai akan menjadi murid baru tahun ini, hehehehehe...

Semoga adiknya juga cocok jadi objek kajian kami nanti... dan semoga saja adiknya laki-laki. Entah bagaimana kalau adiknya Itsuki-senpai perempuan, jadi merasa kesenanganku tiba-tiba hancur.

*cough*

Aneh ya aku tahu ini semua?

Sebenarnya tidak aneh juga kok, karena aku ini wakil ketua dari Shinigami Fans Club~! Klub ini baru terbentuk tahun lalu. Penghuninya, para cewek yang nge-fans sama cowok-cowok keren yang auranya sedikit ‘berbahaya’ di sekolah ini. Anggotanya sudah lumayan banyak, walaupun ada beberapa yang hanya nyampah dan minta koleksi foto saja.

“Shinju-chan~!”

Baru saja dibicarakan orangnya, ternyata sudah muncul. Dia adalah teman sekelasku saat kelas 1, Murasaki Tsurara. Dia adalah salah satu orang yang hobinya nyampah minta koleksi foto di klub, padahal dirinya bukan anggota klub.

“Kita berempat satu kelas lho!” ujar Tsurara-chan dengan bahagia.

Ah?

Aku kembali melihat papan pengunguman.

Sepertinya mataku terlalu fokus dengan namaku sendiri dan nama Akira-kun di kelas 2-3, sampai tidak sadar kalau ada nama ketiga teman dekatku. Ternyata benar, nama mereka juga tertera di daftar nama murid kelas 2-3.

Oh iya, Tsurara-chan punya osananajimi yang populer. Namanya Akamatsu Shion, model rambutnya lebih nyentrik daripada Akira-kun dan dia termasuk murid berandal disini. Dia itu supplier hentai-nya murid cowok di sekolah ini.

Sebenernya banyak siswi yang takut dan tidak suka dengan sifat sukebe-nya Shion. Tapi... mata tidak bisa bohong. Shion itu kakkoi... karenanya fansnya juga banyak, dan sebagian besar fansnya takut ketahuan kalau mereka ngefans ke Shion, lebih tepatnya takut ‘diserang’. Apalagi Shion itu orangnya gampang kepedean.

Oh iya, sebagai info... Shinigami Fans Club itu bukan klub resmi sekolah. Kita ini klub terselubung yang sangat tertutup, karena resikonya besar kalau kita ketahuan membuat klub yang begini. Apalagi objek kajian kita itu mereka yang memiliki aura bahaya-kalau-mereka-tau-kita-ngefans.

Membayangkan pihak sekolah mengetahui hal ini, aku tidak tahu akan bagaimana kelanjutannya. Mungkin saja klub ini tidak hanya dibubarkan, tapi juga mungkin aku dan ketua bisa saja dikeluarkan dari sekolah.

“Shin-chan? Kau masih ada disini kan?” Tsurara-chan mengibas-ngibaskan tangannya ke depan wajahku.

“Eh... ahahaha. Maaf tadi kepikiran sesuatu...” Aku membalasnya dengan tawa renyah.

“Memikirkan apa? Jangan-jangan kamu mikirin yang aneh-aneh yah? Nfufufufufufu.” Temanku mulai mengeluarkan tawa nista khasnya.

Tsurara-chan adalah murid yang bisa dibilang pintar di kelas. Bahkan mungkin peringkatnya hanya sedikit dibawah Akira-kun. Bila melihat penampilan luarnya, tidak ada yang aneh pada gadis ini. Tampak luarnya seperti gadis normal biasa dengan earphone yang selalu menempel di telinganya, tetapi jangan terkecoh dengan penampilan normalnya. Tsurara-chan ini memiliki fetish yang sedikit aneh. Dia tertarik dengan segala hal yang berbau S&M relationship dan menempatkan dirinya sebagai objek yang “di-sadisi” atau biasa kita kenal dengan istilah do-M.

Saat main ke rumahnya, aku baru tahu mengenai hobi terselubung-nya ini. Yah, tidak heran kenapa dulu aku sering mendengar dia tertawa “misterius” saat kita membicarakan gosip cowok-cowok yang bertampang sadis itu.

“E... enak saja! Memangnya hobiku sama sepertimu apa?” Aku membela diri. “Ngomong-ngomong... kamu tahu kemana Ranze dan Nicchi? kenapa mereka belum datang?” Aku melihat jam tanganku, sebentar lagi jam pelajaran baru akan dimulai. Tidak mungkin sekali kan hari pertama masuk sudah terlambat.

“Aku tidak tahu... bagaimana kalu kita ke kelas duluan saja. Mungkin saja mereka sudah sampai di kelas.” Tsurara-chan berjalan santai dan meninggalkan ku dibelakang. Segera kukejar teman yang sudah dari dulu jadi rekan sekelasku itu.

 
“Tsurara-chan! Shin-chan!!! Kochi kochi~!!!” Suara ceria yang memanggil nama kami itu berasal dari bagian pojok belakang kelas kami.

Tidak salah, itu adalah suaranya Yukimura Niwako atau biasa dipanggil Nicchi, gadis berbadan mungil yang suaranya tidak seperti badannya. Rupanya gadis itu sudah menyiapkan tempat duduk untuk kami bertiga  -bila Ranze kita masukan ke hitungan-. Eh ngomong-ngomong kemana si Ranze?

Aku dan Tsurara-chan berjalan menuju tempat duduk yang sudah disiapkan oleh Nicchi. Nicchi duduk di barisan paling pojok dan nomor dua dari belakang, dia menyiapkan tiga bangku kosong. Satu yang tepat disebelahnya, satu dibelakangnya dan satunya lagi tepat di belakang bangku kosong yang ada di sebelahnya.

Saat berjalan menuju bangku tersebut aku melihat benda yang sangat aku kenal di sebuah meja yang ada di barisan pojok depan, sepertinya itu milik... Ah! Akira-kun!!! Ternyata Akira-kun benar-benar masuk ke kelas ini. Aku meresakan wajahku memerah seketika.

Tsurara-chan sudah mengambil bangku yang berada di belakang Nicchi. Aku berinisiatif untuk duduk di sebelah Nicchi agar bisa puas menatap Akira-kun dari belakang. Yah, cukup dengan begini aku sudah senang sekali. >///<

“Akira-kun sekelas dengan kita loh Shin-chan~~” ucap Nicchi dengan riangnya. “ Pasti kamu senang bisa sekelas lagi dengan BIAS mu.” Dia bicara tanpa berbisik, aku bersyukur tidak ada yang memperhatikan kami dan juga Akira-kun sedang tidak ada di kelas.

“Hahaha... enak saja!” Aku tertawa garing sambil menahan malu. “Ngomong-ngomong terimakasih ya sudah menempatkan tempat ini untuk kami. Tempatnya sangat strategis.”

“Iya, sama-sama Shin-chan~ Ah, walau kamu lebih bisa melihat dengan leluasa, aku tidak akan memberikan Aki-kun kepadamu begitu saja.” Ucapnya dengan PeDe.

Nicchi adalah ketua Fans Club kami. Dibalik wajahnya yang ramah dan tubuhnya yang chibi itu, jangan pernah remehkan Nicchi. Dia adalah ultimate stalker dan juga Yandere sejati. Tidak ada yang berani melawan dia kalau “evil-mode” nya sudah aktif.

“Hehe... nfufufufufu” Terdengar suara tertawa yang nista berasal dari belakang tubuh Nicchi.

Ternyata dibelakang Nicchi, Tsurara-chan sudah berada di dunianya sendiri. Sepertinya dia sedang mendengarkan drama CD R-18 yang dia simpan di handphonenya. Tidak ada yang mengetahui kebiasaannya ini kecuali kami bertiga. Aku, Nicchi dan Ranze. Ngomong-ngomong lagi, kemana Ranze?!!

TENG TENG TENG

Bel tanda pelajaran dimulai sudah berbunyi. Pintu kelas terbuka, menampakkan murid sekelas kami  yang berbondong-bondong memasuki kelas. Aku memperhatikan wajah teman-teman sekelasku, mengingat satu persatu wajah mereka. Ada beberapa yang aku kenal karena merupakan teman satu klub, tetapi ada juga anak yang aku baru lihat pertama kalinya pada saat itu.

Tapi diantara itu semua hanya satu orang yang aku cari, yaitu Akira-kun! Demi tuhan, kenapa dia tidak bersama rombongan anak-anak yang kurang penting itu sih?!! Ahh, aku rindu Akira-kun! Kau dimana Akira-kun?!

Anak-anak sudah duduk dengan rapihnya. Setelah itu pintu kelas kami kebali terbuka, menampakkan sesosok lelaki tegap dengan rambut panjang kecoklatan yang diikat. Sekejap murid laki-laki di kelas kami langsung diam di tempat, ekspresi berbeda ditampakkan oleh murid wanita. Mereka terbengong dengan wajah tidak percaya. Orang yang ada di hadapan kami semua itu adalah Mint-sensei! Dan kau tahu kan guru yang pertama kali memasuki kelasmu saat tahun ajaran dimulai itu adalah siapa? Yup, sepertinya beliau akan menjadi  wali kelas kami.

WHAAAAT?!!! Tahun ini dewa keberuntungan sedang berpihak pada wanita di kelas kami sepertinya.

“Pagi.” Astaga suaranya enak sekali didengar, sepertinya semua murid wanita berpikiran sama denganku. “Saya disini akan menjadi wali kelas 2-3. Nama saya Mint Brown. Saya juga adalah guru matematika kalian.”

Aku yakin para siswi di kela inis sudah blushing berjamaah, pasti hati mereka udah meraung-raung minta teriak tapi tidak bisa karena aura Mint-sensei yang menakutkan. Aku nyengir sendiri, sepertinya bahan untuk kajian kami akan semakin banyak.

Aku melirik ke Nicchi dan mendapati dia tersenyum dengan manisnya, sepertinya di otaknya dia sudah merancang segala jenis kegiatan yang akan kami lakukan. Setelah itu aku melirik kebelakangnya Nicchi, Tsurara-chan sudah melepas earphone di telinganya dan perhatiannya sudah tertuju pada sosok guru keren kami itu, tidak lupa disertai dengan senyuman mistiknya.

sraag

Kali ini pintu kembali terbuka. Menampakan sesosok laki-laki dengan rambut biru langit yang indah. Oh tidak, itu Akira-kun! Aku yakin sekarang murid cewek sekelas sedang melakukan internal fangirl screaming dan wajah mereka udah tidak bisa terkontrol lagi. Oh Kami-sama, terimakasih atas berkah yang kau berikan pada semester ini. Aku tidak akan melupakan jasa baikmu ini :’3

“Maafkan keterlambatan saya sensei, saya ditugaskan OSIS untuk membimbing murid baru.” Akira-kun minta maaf dengan gentle. Aww... Akira-kun kau memang favoritku diantara cowok-cowok paling keren!!

Sementara itu, Mint-sensei hanya memberikan anggukan. “Duduk. Pastikan selanjutnya OSIS tidak memakai jatah waktu belajarmu.”

“Baik, terimakasih Sensei.” Akira-kun berjalan memasuki kelas. Aku terus memperhatikan gerak geriknya, hingga tidak sengaja mata kami bertemu. Aku langsung memalingkan wajahku, aku tidak ingin menunjukkan wajah blushing-ku kepadanya.

“Baik, kuharap tidak ada lagi anak yang masuk ke kelas ini.” Semua anak kembali tenang. Mereka tahu jelas yang dimaksud Mint-sensei adalah tidak boleh lagi ada anak terlambat yang memaksa masuk ke kelas. “Kita akan melakukan pemilihan pengurus kelas, adakah yang ingin mencalonkan diri menjadi ketua kelas?”

BRAAAAAAAAAAAAAAAAAAK!!!

Pintu terbuka. Semua hening. Memangnya kita masih memiliki satu orang lagi yang belum datang ya?

SENSEI!! MAAF SAYA TERLAMBAT!!!”

Astaga. Itu Ranze! Kenapa dia datang di saat yang paling tidak tepat begini sih?! Tuh... kan... ekspresinya Mint-sensei langsung serem, seperti siap membunuh orang.

Ranze melirik ke sekeliling kelas, saat matanya menangkap mataku, aku langsung memberikan bahasa isyarat supaya dia meminta maaf lagi. Untungnya dia sepertinya mengerti, dia langsung membungkuk lagi dan minta maaf dengan suara yang lebih besar lagi.

Eh?

GOMENASAI! SAYA TIDAK AKAN MENGULANGI LAGI!”

Aku agak shock dengan suara Ranze yang menggelegar itu. Mint-sensei melototnya semakin parah. Uh, Ranze... semoga kau selamat.

“Kamu dengan cara yang sangat amat tidak sopan, memotong SAYA di kelas, dan meminta maaf dengan cara yang juga sangat amat tidak sopan. Bahkan kamu masuk begitu saja tanpa memperkenalkan diri.” Mint-sensei berjalan ke arah Ranze yang masih menunduk.

“K...KIHORAZU RANZE DESU!”

Di aura yang menegangkan ini, aku menengok ke arah Nicchi yang sepertinya dari tadi tidak tenang, dan... EH?! Dia sudah mengeluarkan kamera digital andalannya dan menjepret Mint-sensei dengan asiknya?!

“Kamu tahu? Saya baru saja mengungumkan pada kelas ini bahwa saya tidak akan mengizinkan siapapun masuk kelas ini lagi.”

“Karenanya...” Ranze mendongak sedikit, tapi kemudian membungkuk lagi... “Saya minta maaf sensei! Saya janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama!”

Mint-sensei terlihat siap untuk mengomel lebih banyak dan sadis lagi.

SRAAAG

Tiba-tiba pintu terbuka lagi... dan... YA TUHAN! BERKAH APA LAGI INI!? KANADE-SENSEI ADA DI DEPAN PINTU KELAS!!!

Sepertinya semua murid perempuan disini terkejut, terdengar beberapa benda terjatuh ke lantai, disusul dengan teriakan-teriakan kecil yang tertahan. Disampingku, Tsurara-chan sudah menendang-nendang kursi Nicchi dengan ekspresi yang nggak nyante, Nicchi malah makin asik menjepret ‘pemandangan’ di depan kelas. Uh, aku bahkan tidak sadar kenapa buku yang tadi kupegang sudah kuremas seperti ini?

“Ada apa ini Mint? Tadi aku mendengar sedikit ribut-ribut dari kelasmu?” Kanade-sensei masuk dengan santai.

Ranze yang sadar, langsung sedikit melompat dan menyingkir dari tengah. Kanade-sensei tersenyum ke arah Ranze, dan wajah Ranze yang sudah blushing saat itu seakan-akan mengatakan: aku-rela-mati-sekarang.

“Murid ini.” Mint-sensei melempar glare ke arah Ranze, kemudian kembali menatap Kanade-sensei. “Terlambat masuk kelas, lalu memotong kegiatan dengan cara yang sangat tidak sopan.”

Hee~” Kanade-sensei kembali melihat Ranze yang sepertinya sudah berubah menjadi prasasti. Lalu dia mendekati Mint-sensei dan merangkulnya akrab. “Sudahlah, kan masih hari pertama... nggak apa-apa lah... sekali ini...”

Mint-sensei masih memasang ekspresi galaknya, dan malah memelototi Kanade-sensei yang masih saja senyum dengan gemesnya... uuuuu...

Nee?” Kanade-sensei masih membujuk Mint-sensei dengan senyumnya yang sanggup membuat seluruh murid wanita di sekolah ini nosebleed kehabisan darah.

Mint-sensei menghembuskan nafas dengan agak kesal, dan melepaskan diri dari rangkulan Kanade-sensei. “Hanya untuk hari ini.” Mint-sensei kembali menghadap Ranze. “Kihorazu Ranze, duduk dan jangan sampai kejadian ini terulang lagi.”

“Eh? Ah! Baik! Arigatou, sensei!” Ranze menunduk lagi, kemudian langsung melesat ke arah kami dan duduk dibelakangku.

“Kamu sengaja ya?” Mendengar suara Tsurara-chan, aku menengok kebelakang dan melihat tatapan curiga darinya ke arah Ranze.

“Hah? Sengaja apa?” Ranze masih berusaha menenangkan dirinya yang hampir pingsan didepan kelas. Sepertinya aku mengerti maksud Tsurara-chan.

“Sengaja telat supaya kena marah Mint-sensei kan?” Tsurara-chan terlihat semakin bete.

Nggak kok! Beneran telat tadi!”

“KIHORAZU RANZE, jangan bertindak seenaknya karena saya memperbolehkan kamu masuk.” Suara Mint-sensei menggelegar dari depan kelas, mambuatku dengan sigap kembali duduk manis.

Gomen” Ujar Ranze pelan, yang pastinya suaranya tidak akan sampai ke telinga Mint-sensei.

Ah, sepertinya tanpa aku sadari, Kanade-sensei sudah keluar kelas. Mendadak kelas menjadi hening lagi... NOO! Kanade-senseei! Kenapa kamu harus pergi begitu cepaaat!?

“Baik, kita lanjutkan lagi. Apa ada yang mau mencalonkan diri untuk menjadi ketua kelas?” Mint-sensei sudah terlihat lebih tenang.

Kelas begitu hening, tiba-tiba ada suara dari sebelah kananku, suara seorang perempuan.
“Aouji-san, sensei!”

Eh? Siapa itu tadi? Akira-kun juga sepertinya terkejut, dia langsung mencari sumber suara tadi.

“Iya! Aouji saja sensei!” Kali ini suara seorang laki-laki.

Eh? Apa ini? Semacam konspirasi mendadak?

“Siapa disini yang bernama Aouji?” dia berbicara sambil mengecek daftar absen kelas kami.

“Saya Sensei!”Akira-kun bangkit dari kursinya. Sepertinya wajahnya terlihat sedikit bete.

“Baiklah Aouji, silahkan duduk kembali.” Ucap Mint-sensei dengan coolnya. “Berikan saya alasan kenapa Aouji-san cocok untuk menjadi ketua kelas.” Ujar Mint-sensei tegas.

Aku mendengar bisikan kecil dari sebelah kananku lagi.

“Tunjuk Aouji-san saja, biar kita nggak kena amukan Brown-sensei...” Bisik seorang murid laki-laki pada temannya, bisikannya terdengar cukup keras. Jadi mereka akan menumbalkan Akira-kun? Jahat!

“Ya, nona yang ada di belakang! Kamu punya alasan yang tepat?” Mint-sensei melayangkan pandangannya ke arah belakang. Ya ampun Tsurara-chan, kamu nekat juga ya... apa kamu cuma mau ikutan dapet glare dari Mint-sensei?

“Iya sensei!” Tsurara-chan berdiri dari kursinya, semua mata sekarang mengarah padanya, termasuk Akira-kun yang ekspresinya seperti panik nggak nyante.

Tapi aku memanfaatkan momen ini untuk mencuri pandang ke Akira-kun... uuuuh... ekspresi paniknya gemesin bangeeeet...

“Aouji-san itu anggota OSIS, dia pintar, juga patuh dengan aturan... jadi dijamin kelas kita tidak akan keteteran kalau dia yang mengurus!” Tsurara-chan menjawab dengan santai, tapi senyumnya terlihat beda. Aku yakin di otaknya dia lagi meikirkan hal lain.

“Baik alasanmu diterima, siapa namamu?”

“Murasaki Tsurara to moushimasu!!”

“Yah, silahkan duduk kembali.” Kemudian Mint-sensei langsung menatap Akira-kun. “Aouji, kamu bersedia menjadi ketua kelas?”

Akira-kun terdiam, sepertinya dia akan menyimpan dendam pada Tsurara-chan. Eh... atau memang itu tujuan Tsurara-chan?

“Baik sensei, saya akan berusaha” Jawab Akira-kun pasrah.

Ah, sial... harusnya aku bisa mencalonkan orang lain tadi,sekarang Akira-kun menjadi tumbal anak-anak sekelas.

Kemudian, kegiatan kelas dilanjutkan dengan pemilihan sekertaris, bendahara, seksi piket, dan hal-hal tidak penting lainnya. Setelah itu, Mint-sensei memberikan ceramah singkat yang menurutku tidak penting. Ceramah itu berakhir dengan dibunyikannya bel pulang.

Yeah! Bel pulang! Hari pertama sekolah memang dahsyat! Sekolah tidak memakan waktu sebanyak biasanya!

Setelah Mint-sensei keluar kelas, aku melihat Akira-kun langsung keluar kelas, sepertinya dia akan langsung mengurus penerimaan murid baru. Kemudian aku langsung menoleh pada ketiga temanku.

“Ayo kita turun! Harus scanning murid baru nih!” Ujarku semangat, Nicchi sudah membereskan bawaannya. Uwa, cepat sekali... aku juga harus segera membereskan bukuku.

“Ah iya! Sekalian kita mengecek adiknya kaichou! Kira-kira cewek atau cowok ya?” Tsurara-chan bertanya sambil kembali memasang earphone di telinganya.

Cowok kok...” Ujar Nicchi tersenyum sambil mengecek kamera digitalnya yang tadi entah disembunyikan dimana.

Kita tidak heran dari mana dia tahu hal itu, karena dia memang paling update soal yang begini. Tidak heran, dia kan ultimate stalker.


Sekarang kami sudah berada di pinggir lapangan untuk mengamati jalannya MOS. Nicchi menunjuk seorang murid di antara sekumpulan murid baru lainnya, itu adalah adiknya Itsuki-senpai. Rambutnya putih terang, dia juga memakai beberapa jepitan di rambutnya dan pierching di telinganya. Hnn... dia kawaii... tapi sebagai murid baru, dia nekat juga sudah menggunakan pierching begitu.

“Namanya Hinata, tipe yang kawaii yah~” Nicchi langsung mulai menjepret. “Cih, kaichou sedang tidak ada disini...” sempat-sempatnya dia mengumpat sambil menjepret.

Eh? Itu Akira-kun menghampiri Hinata... dan langsung memarahinya? Wow, Akira-kun... aku salut dengan keberanianmu memarahi adik seorang ketua OSIS. Tapi kenapa wajah Hinata terlihat... senang?

Ah, sekarang semua orang, mulai dari murid baru sampai anggota OSIS lain melihat ke arah Akira-kun dan Hinata. Sepertinya Akira-kun sadar kalau dia menjadi tontonan, dia langsung meninggalkan Hinata dan... EH!? AKIRA-KUN BERJALAN KE ARAH KAMI!

“Sial” Nicchi dengan sigap menyembunyikan kameranya, Tsurara-chan dan Ranze masih asik menatap Akira-kun. Aku juga sih... hehehe...

“Apa yang kalian lihat? Kalian menghalangi jalan...” Akira-kun tiba-tiba bertanya seperti itu kepada kami. Kenapa kami memilih stalking  di dekat pintu begini sih?

Aku memberanikan diri untuk menjawab. “A... ano... Aouji-san, kamu sadar kalau tadi kamu baru memarahi adiknya kaichou?”

Akira-kun diam dan menoleh kembali ke arah Hinata yang tersenyum ke arahnya. Mendadak wajahnya jadi lebih pucat.

“Sial. Kenapa tidak ada yang memberitahuku?!” Akira-kun langsung berjalan meninggalkan kami dengan terburu-buru.

Huwa, semoga Akira-kun tidak kena marah Itsuki-senpai. Sepertinya Akira-kun hari ini sial banget nasibnya.

“Nicchi! Aku mau lihat foto yang tadi kamu ambil di kelas!” Tsurara-chan nemplokin Nicchi dari belakang.

“Eh? Tadi kamu sempat mengambil fotonya Kanade-sensei? Ada yang Kanade-sensei sama aku tidak fotonya?” Ranze ikut mendekati Nicchi yang sedang meriksa hasil jepretannya.

“Ngomong-ngomong kejadian di kelas tadi... aku berharap saat itu aku yang ada di depan kelas. Kau berntung sekali Ranpyon. Kalau telat bisa dilindungi Kanade-sensei, aku juga mau telat setiap saat.” Ucap Nicchi, nadanya sedikit menyindir.

“Sudah kubilang kan tadi, Ranze ini pasti sengaja untuk dateng telat.” Tsurara-chan ikut menambahkan. Sepertinya dua teman dekatku ini ingin sekali ada di posisi-nya si tukang telat.

“Eh? Aku juga tidak tahu akan terjadi hal seperti itu.” Ranze membalas dengan wajah yang terlihat ngeblank. Sepertinya dia memang jujur kali ini.

“Lalu kalau memang tidak tahu akan ada kejadian seperti itu dan benar-benar telat, kenapa kamu bisa tahu letak kelas kamu? Kamu pasti sengaja kan, setelah melihat papan pengumuman dan tahu kalau guru wali kita Mint-sensei yang suka marah, kamu langsung sembunyi di suatu tempat sampai bel masuk berbunyi? Dan kamu tahu kalau Kanade-sensei akan melewati kelas kita beberapa menit setelah kamu masuk kelas?” Tsurara-chan menjabarkan pikirannya, dan aku kira ini tidak masuk akal. Mungkin ini baru ‘masuk akal’ bagi Tsurara-chan.

“Tsurara-chan, aku bukan do-M seperti kamu kok” Ranze menepukan tangannya ke pundak Tsurara-chan. “Tadi Shin-chan mengirim mail ke aku memberi tahu kalau kita satu kelas. Lalu soal Mint-sensei, aku tidak minat dimarahi dia kok. Lagipula, siapa yang tertarik dimarahi mahluk cerewet seperti dia?”

“Murid yang tidak berkepentingan dilarang berkeliaran di sekolah setelah tidak ada kegiatan pembelajaran.”

Suara itu berasal dari belakang kami. Aku menoleh sedikit kearah belakang dan mendapati sesosok mahkluk kehijauan. Astaga, itu Yuri-sensei!!!

GOMENASAI SENSEI!!!” Kami berempat sontak kaget dan menunduk secara bersamaan.

“Sudah-sudah tidak usah seperti itu.” Yuri-sensei tersenyum kepada kami dengan ramah. “Lebih baik kalian pulang sekarang, saya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada kalian. Fufu...”

“BAIK SENSEI!” Ucap kami berbarengan. Aku dan Ranze bergidik mendengar suara tertawanya Yuri-sensei.

Reaksi berbeda aku dapatkan dari Tsurara-chan dan Nicchi, dimana saat itu Nicchi sepertinya telah memotret Yuri-sensei secara diam-diam dengan hidden camera yang dia taruh di gantungan kunci berbentuk boneka di tasnya, sedangkan Tsurara-chan tersenyum dengan nistanya. Mungkin dia senang melihat megane sensei favoritnya ini.

“Dan untuk kamu, megane...” Aku kaget, Ranze juga kaget. Karena megane disini adalah kami ber-dua. “Soal omonganmu yang membahas Mint itu, lain kali-berhati-hatilah. Kalau Mint mendengar hal ini, bisa berbahaya... Karena bisa terjadi ledakan bom atom sedashyat bom Hiroshima, fufufufu...”

“Ba... baik sensei.” Ranze hanya tertunduk, sepertinya lebih menakutkan mendengar suara tertawanya Yuri-sensei daripada omelannya Mint-sensei yang bagaikan bom atom -menurut Yuri-sensei-.

Oh iya, Yuri-sensei dan Mint-sensei adalah teman yang sangat dekat, ada yang bilang, mereka sudah berteman sejak SMP, dan juga mereka dibesarkan di lingkungan yang sama. Bahkan sekarang ini apartemen mereka bersebelahan. Yang aku heran, kenapa kepribadian dua-sahabat-sejak-kecil ini berbeda sekali yah?

“Kalau begitu, kalian segeralah pulang.” Ujar Yuri-sensei tersenyum ramah sambil membetulkan letak kacamatanya.

“Baik sensei!” Ujar kami beriringan lagi.

Akhirnya Yuri-sensei berjalan meninggalkan kami... fyuh... rasanya lebih lega...

Megane... jas lab... fuhihihihihi...”

Ya ampun, sepertinya Tsurara-chan terkena sindrom megane-fetishnya lagi.

Eh? Ada yang berlari ke arah kami... Itu seperti Shion, dia berlari ke arah... Tsurara-chan?

“Saya persembahkan~ Drama CD R-18 dengan karaker do-S~!” Dengan sigap, dia melepas colokan earphone Tsurara-chan yang tidak sadar akan kedatangan makhluk nyentrik itu.

clek

“This is... your punishment, after all... haack... ahh... hahh...”

“HWAAAAAA!!!!!” Teriak Tsurara-chan panik berusaha mematikan Drama CD-nya yang masih ter-loudspeaker dengan volume besar di handphone-nya.

“WUAHAHAHAHAHA!!”

Shion tertawa terbahak-bahak melihat kepanikan Tsurara-chan, kami juga ikut tertawa bersamanya. Ya ampun Tsurara-chan, kamu ini... bener-bener kapanpun dimanapun ya?
Ahahahaha...hah...?

Ya tuhan, sepertinya Yuri-sensei mendengarnya... dia melihat ke arah Tsurara-chan dengan pandangan mata dan senyuman yang... mengerikan...

“SHION-KUN!” Teriak Tsurara-chan setelah berhasil mematikan Drama CD-nya. “AHO!” Dia langsung menginjak kaki Shion dengan keras.

ITTAI! BAKA!” Jerit Shion langsung menarik kakinya.

“puh... hahahahaha! Good job! Akamatsu-san!” Nicchi mengacungkan jempolnya sambil tertawa puas.

Shion tertawa garing sambil bersiap menghindari serangan lanjutan dari Tsurara-chan yang  langsung melayangkan tinjunya pada Shion, dan dengan mudah lengannya ditangkap kemudian dipelintir.

Ittaittaittai!” Tsurara menepuk-nepuk tangan Shion yang memelintir lengannya.

“Ei, kalian habis dimarahin Myou-sensei ya?” Tanya Shion dengan senyuman nakal khasnya. Dia masih memelintir tangan Tsurara-chan, yang sudah tidak berkutik.

Nggak sih, ditegur saja...” jawab Ranze.

Nicchi mengangguk. “Tidak ada yang mencurigakan... kita kan murid baik-baik...” Ujarnya sambil tersenyum manis dan menjepret Shion dengan kamera tersembunyinya, dasar...

“Kecuali nih orang satu...” Shion melirik Tsurara-chan yang sudah diam membatu. “Hahahahaha... jaa naa~!” Dia melepaskan tangan Tsurara-chan dan pergi meninggalkan kami.

Apa Yuri-sensei masih memperhatikan kita? Hn? Sepertinya dia sudah pergi... tapi, senyumannya tadi... seram... semoga Tsurara-chan selamat sampai dirumah.

“Tsurara-chan, dai...jobu?” Aku bertanya dengan agak ragu, mengingat dia seorang do-M.

Tsurara-chan ajaibnya sudah terlihat normal dan kembali memasang earphonenya pada handphonenya. “Besok flashdisk dia aku kasih ke ibunya baru tau rasa...” Ujarnya sambil... memutar Drama CD lagi sepertinya... ck ck ck, dia nggak kapok yah.

“Kalau begitu, pulang saja yuk?” Ujar Ranze pada kami. “Ah, aku mau mencoba waffle di toko baru dekat MgRolands, mau tidak?”

“Mau! Mau!” Jawab Tsurara-chan semangat.

“Aku juga!” Jawabku.

“Shin-chan... kita harus kumpul klub sekarang! Banyak yang harus dibicarakan!” Ujar Nicchi padaku agak kesal.

“Kalau begitu, kita balik ya...” Ujar Ranze padaku dan Nicchi.

“Yo...”

Akhirnya kami pisah jalan. Saat aku dan Nicchi berjalan menuju tempat dimana klub kami biasa berkumpul, kami secara tidak sengaja mendengar suara Itsuki-senpai dari dalam ruang OSIS.

Kami memutuskan untuk melihat ada insiden apa, kami mengintip dan melihat Itsuki-senpai sedang menegur Akira-kun. Ah, sepertinya itu gara-gara insiden di lapangan tadi.

“Seharusnya kamu sudah bisa melihat dari wajah kami yang mirip!” Ujar kaichou dengan nada agak tinggi. “Dia itu masih baru disini, jangan terlalu galak padanya!”

“Maaf, kaichou... tidak akan saya ulangi lagi.” Akira-kun menunduk dengan dalam. Ah, rasanya aku ingin sekali menolongnya.

“Bagaimana kalau dia tidak mau datang lagi ke sekolah?” Itsuki-senpai menggaruk kepalanya dengan wajah agak kesal.

“Fufufufu...” Nicchi malah tertawa kecil sambil menjepret dengan kamera-nya.

“Nicchi... bayaha...” Ujarku sambil celingukan, takut ada yang melihat.

“Jangan pernah memarahi adikku seperti itu lagi, paham?” Ujar Itsuki-senpai yang sepertinya sudah lebih tenang.

“Saya mengerti.”

“Kau boleh berdiri lalu-”

UWA! Itsuki-senpai melihat ke arah kami! Kamipun refleks melarikan diri tanpa berteriak, kami sudah sering melakukan hal ini. Jadi skill lari tanpa terdeteksi kami ini sudah sangat ter-asah sejak tahun ajaran yang lalu.

Akhirnya, aku dan Nicchi berkumpul dengan anggota klub. Uwah, aku tidak menyangka hari pertama di tahun ajaran baru ini sudah begitu banyak suguhan indah dari kami-sama. Semoga... takdir baik akan berpihak padaku dan Akira-kun nanti...

-To be continued-




A/N
Well, chapter 1 is done~
Gimana minna? memuaskan kah? atau mungkin ga seru? maaf kalau fic collab ini banyak typo disana sini dan kesalahan lainnya. Maapin kami yang masih newbie ini. Masukan kalian semua sangat mambantu kami mengembangkan fic ini. Well, di tiap chapternya sudut pandang bakal berbeda tergantung kisah siapa yang akan dibahas, buat yang nungguin para cowok-cowok kakkoi ini "dikorek" lebih dalam tungguin aja chapter-chapter selanjutnya. Soal OC kami, tenang aja di epi selanjutnya mereka bakal jadi chara "pelengkap" dan cerita bakal lebih fokus ke shinigami yang ganteng ganteng ini . XD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar